Bukti-Bukti yang Mendukung Teori Evolusi Darwin
1.
Adanya
variasi-variasi diantara individu baik yang sejenis maupun yang berbeda jenis.
Variasi adalah perbedaan-perbedaan yang ditemukan pada individu-individu yang
masih satu species. Tidak ada dua individu di dunia ini yang mempunyai sifat
yang sama persis. Bila varian hidup pada suatu lingkungan yang
berbeda maka akan menghasilkan keturunan baru yang berbeda pula, dan ini
bisa mengarah pada terbentuknya species baru.
2.
Ditemukannya
fosil pada lapisan batuan bumi, menjadi bukti kedua teori evolusi.
Fosil-fosil yang ditemukan pada lapisan bumi dari yang tua
sampai yang muda menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur. Contoh fosil
yang pernah ditemukan antara lain : fosil Archeopteryx dianggap sebagai
nenek moyang burung (Gambar 1), fosil kuda yang menunjukkan perubahan-perubahan
bentuk secara bertahap dari masa ke masa.
3.
Perbandingan
anatomi berbagai jenis mahkluk hidup menunjukkan adanya persamaan dan
perbedaan. Struktur anatomi
organ tubuh dari berbagai hewan khususnya vertebrata dibedakan menjadi : Homolog, yaitu organ-organ
yang mempunyai bentuk asal / dasar sama, kemudian berubah
strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Contoh : sayap burung homolog dengan tangan manusia, kaki depan kuda homolog dengan sirip dada ikan. Analog, yaitu organ-organ yang mempunyai fungsi sama
tetapi bentuk asal/dasarnya berbeda (Gambar
2). Contoh: sayap burung
analog dengan sayap kelelawar, sayap serangga analog dengan sayap burung.
4.
Perkembangan
zigot berbagai hewan menunjukkan adanya persamaan sampai tahapan
tertentu.Misalnya : hewan-hewan vertebrata mempunyai kesamaan dari tahap
zigot sampai gastrula ( zigot→morulla→blastulla→gastrula ). Dikatakan
semakin banyak persamaan, semakin dekat hubungan perkerabatannya. Demikian
juga sebaliknya. Secara kimiawi semua mahkluk hidup mempunyai substansi
dasar yang sama yaitu senyawa protein, DNA dan RNA. Sehingga diyakini
semua mahkluk hidup yang pernah ada di bumi ini berasal dari satu nenek moyang
yang sama. Semua organisme menunjukkan ciri-ciri fisiologi
yang sama seperti ; respirasi, ekskresi, reproduksi dll., meskipun secara
anatomi dan morfologi jumlah sel yang membentuk setiap organisme berbeda-beda.
5.
Adanya alat tubuh yang tersisa diduga sebagai akibat dari adaptasi terhadap lingkungan. Contoh beberapa alat tubuh yang tersisa antara lain : umbai cacing, tulang ekor,gigi taring yang runcing ( pada manusia ), penyusutan sayap pada burung kiwi, sisa-sisa anggota gerak belakang pada ular piton. Ini menjadi bukti bahwa organ yang tidak digunakan/tidak adaptif terhadap lingkungan akan mengalami kemunduran fungsi.
Adanya alat tubuh yang tersisa diduga sebagai akibat dari adaptasi terhadap lingkungan. Contoh beberapa alat tubuh yang tersisa antara lain : umbai cacing, tulang ekor,gigi taring yang runcing ( pada manusia ), penyusutan sayap pada burung kiwi, sisa-sisa anggota gerak belakang pada ular piton. Ini menjadi bukti bahwa organ yang tidak digunakan/tidak adaptif terhadap lingkungan akan mengalami kemunduran fungsi.
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa
organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik
yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk
senyawa-senyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi
atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat yang seperti
terlihat dalam gambar di bawah ini.
Miller memasukkan gas H2, CH4
(metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air
bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai
"halilintar" agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan
aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa
organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk
bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula,
asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat
terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk
hidup yang paling sederhana.
Ø
Evolusi
Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam
atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa
organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik
tersebut merupakan "soppurba"
tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan
gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan
jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang
dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada
koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat
amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel
primitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme heterotrofik" yang
dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba"
yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari
molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui
eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang
menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar,
tetap saja belum dapat menjelaskan
tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena
kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan
biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan
inteligensia.
Ø Hukum
Hardy-Weinberg
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan
dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat
pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut.
Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan
tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan
aliran gen. Adalah penting untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium,
satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan
Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik
adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk
mengukur perubahan genetik.
Syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg:
a.
Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang
sama
b.
Perkawinan terjadi secara acak
c.
Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya
mutasi, sama besar.
d.
Tidak terjadi migrasi
e.
Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar
Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy
Weinberg tadi banyak dilanggar, jelas akan terjadi evolusi pada populasi
tersebut, yang akan menyebabkan perubahan perbandingan alel dalam populasi
tersebut. Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai: ”Perubahan dari
generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi”.
Dalam perubahan dalam kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil),
spesifik dikenal sebagai mikroevolusi.
0 komentar:
Posting Komentar